Selasa, 31 Agustus 2010

the end....

Mereka bilang waktu akan mengobati hati yang terluka & seringkali mereka benar. Namun menyangkut perasaan ku thd nya, mereka tidak benar. Selama berbulan2, sepanjang musim panas & setelahnya, aku hanya mengikuti arus, tidak focus, muram dan merasa tidak berguna bagi oranglain jg diri sendiri. Aku msi ingat tatapan matanya yang tajam saat terakhir aku bertemu dgnya & dia sangat marah.


Sudah jelas bahwa saat itu merupakan saat terakhir aku bisa melihatnya. Aku tidak bisa berhenti gemetaran, jantung ku berdetak kencang tak karuan,mencoba berontak karena akan ditinggal sendirian, aku jg tidak berusaha menahan air mata ku karena ku tau itu akan sia2.

Aku tau bahwa aku akan mengulangi adegan ini berkali2 di masa depan. Setiap kali memikirkan hal2 yang berbeda yang seharusnya kuucapkan atau ku lakukan.
Aku memikirkan masa depannya, rumah, gunung & laut yg begitu dia senangi, jauh dari penglihatan ku, jauh di luar jangkauan ku.. di antara para orang2 di masa depannya, hanya ada satu orang perempuan yg akan mengetahui rahasia2nya, melahirkan anak2nya lagi, dan menyaksikan perubahan2 pd dirinya yang disebabkan oleh berlalunya tahun demi tahun. Dan perempuan itu bukan aku.

Meski aku tau bahwa selama aku hidup, aku akan merasakan sakit atas kepergiaannya yang akan terus menghantui ku, namun aku harus membiarkan dia pergi.

Kehilangan nya terasa lebih parah dg kejadian yg pnh ku alami dulu. Aku menjadi begitu ketakutan utk menhadapi cinta yg baru yg mungkin bs membuat ku bahagia.
Mengapa cinta terasa begitu mudah bagi sebagian orang dan begitu sulit bagi sebagian yang lain. Aku berpikir bagaimana indahnya pny seseorang untuk dijadikan tmp bersandar.

Aku merasa diriku bukanlah seseorang yang bisa mengatasi patah hati dan langsung bangkit kembali untuk menghadapi cinta yang baru, & percaya bahwa pd akhirnya sgalanya akan berhasil. Jika aku mncintai sesuatu, aku merasa diriku tidak bs mengendalikan cinta itu hingga mnjadi trlalu dalam, maka butuh waktu trlalu lama bagi ku untuk mengatasi patah hati.

Mungkin akan lebih mudah bagi ku jika membenci nya. Tapi aku tidak bisa melakukan itu.. aku merasa marah, kecewa, terkhianati, & tertipu. Namun tidak ada satu malam pun aku tidak menangisinya. 

Aku memahami kalau ada pengganti dari cinta nya yang tidak bisa ku miliki. Aku bisa mendapatkan cinta dari oranglain. Mungkin aku bisa menemukannya di tmp yang aku sendiri bahkan tidak sedang mencari cinta disana. Tapi luka lama tidak akan pernah sembuh. Karena cinta bukanlah sesuatu yang mudah dibuang begitu saja.
Luka itu akan tetap ada selamanya pd diri ku. 
Begitulah aturannya… jadi terima saja, lanjutkan hidup, dg memahami kalau luka itu adalah bagian dari hidup kita.

Aku sadar kalau aku tidak akan menemukan seorang lelaki pun hingga aku pny niat untuk mengekspos diriku kepada bahaya yang pasti muncul dan punya niat untuk menerima resiko penolakan, pengkhianatan dan patah hati yang akan muncul ketika kita mencintai seseorang.

Untuk orang yang pernah dihancurkan seperti aku, hasrat ketakutan untuk bertahan lebih kuat dibanding kasih sayang. Perjalanan hidup seperti ini sudah sering menghampiriku. Kebenaran yang tidak membutuhkan bantuan logika. Setiap aku mencintai sesuatu atau seseorang, aku akan kehilangannya & aku akan merasa dikerdilkan. Aku bertanya2 seberapa banyak dari diriku yang tersisa setelah kejadian ini.

Jadi aku berjanji pd diri sendiri bahwa suatu saat aku akan siap untuk menghadapi resiko itu lagi. Tapi tentu saja, tidak sekarang.