Selasa, 24 Agustus 2010

Jakarta is Macet

Pusing sama macet... Setiap hari macet apalagi jika hujan. Bahkan ada yang bilang "tinggal di Jakarta bisa-bisa tua di jalan"
Jakarta adalah kota macet. Kota paling macet nomor satu di Indonesia dan nomor 14 di dunia, hebat yah.. Sayangnya hal seperti ini tidak bisa dibilang sebuah prestasi, tapi justru sebuah situasi yang mesti dibenahi segera!

Di semua media slalu membahas penyebab kemacetan. Yg katanya karena Jakarta menanggung beban akibat pola pembangunan yang tidak merata, semuanya ada di Jakarta sbg pusat; pemerintahan, industri, aktivitas bisnis, sektor jasa, hiburan, pendidikan, dll. Trs durasi lampu hijau yang sebentar bgt, padahal antrian kendaraan bisa sampe 1 km. Ruas jalan yang kurang diambil pedagang kali lima, pangkalan ojek, parkiran. Jalan pun makin semrawut.  Jalur busway yang memakan jalur umum.. dan byk lg teori2 apalg kalo Jakarta uda hujan. hadeeehh!

Semua penyebab diatas memang benar.  Namun menurut aku sih kemacetan terutama yaa… karena kendaraan pribadi yang jumlahnya amat sangat banyak sekali. Sistem 3 in 1 pada jam-jam tertentu, tetap aja tidak ampuh toh jam-jam sibuk tetap aja macet. Kendaraan pribadi ini sangat tidak efisien. Coba aja diliat di jalan, kendaraan roda 4 hanya berpenumpang 1 orang. dimana nurani mereka? ketika setiap orang berjuang mengejar jam kantor dengan berpeluh, panas, dan terkena polusi, para pengendara mobil menghabiskan ruang jalannya di dalam mobil ber-AC sendirian???
Tapi yaa, mereka punya hak toh pemilik kendaraan pribadi sudah membayar pajak kendaraan mereka. Belum lagi, DPR member yang sering berkoar-koar ke pemda Jakarta buat benahi macet. Tp lucunya, pejabat2 itu mengeluh macet tapi mereka sendiri yang menambah kemacetan dengan mengoleksi kendaraan pribadi. Lima anak pasti lima mobil, dua istri pasti dua mobil. Ya toh?!

Lalu dibuatlah wacana, rancangan atau solusi untuk kemacetan Jakarta, salah satunya pembangunan jalan layang. pembuatan jalan layang ataupun pelebaran jalan, ataupun apapun yg sejenis bukanlah solusi terbaik, hal itu justru hanya akan menambah kendaraan bermesin.
jika jalan layang/pelebaran jalan tidak lagi memberikan solusi, maka akan dibangun lagi jalan layang/pelebaran jalan kedua, dan kendaraan bertambah, lalu dibangun lagi jalan layang/pelebaran jalan ketiga dan kendaraan bertambah …dst. mau sampai kapan coba?

Sebenarnya sudah banyak ide dan solusi yg diajukan oleh byk org cerdas untuk negara ini, namun semua kembali kpd penguasa.

Kalo penguasa aja sabodo teing.. bagaimana rakyat yg memiliki kendaraan pribadi bisa care sm pejalan kaki. Diperlukan penguasa yang tegas terhadap aturan, perencanaan yang matang jg baik. Tidak seperti buang-buang uang untuk pembangunan monorail yang akhirnya terbengkalai.
Setiap ganti masa jabatan, ganti jg mobil dinas yang baru. Bagaimana bisa pemerintah mengurangi kendaraan pribadi jika pemerintah sendiri justru yang menambah jumlah mobil di Jakarta?!

Daripada ganti mobil dinas baru yang harganya 1 milyar lebih per mobil padahal mobil yang lama pun masih bagus, ada baiknya dana tsb untuk perbaikan kereta api supaya bagus dan layak.  Memperbaharui kendaraan umum yang sudah ada, spy nyaman & diperbanyak tapi jg harus disertai dengan kebijakan pengurangan kendaraan pribadi. Yg penting 
juga penertiban pengemis, pengamen, penjaja dagangan yang seringkali ada di bus-bus umum harus dengan tegas ditertibkan, tidak hanya sekedar operasi musiman. Yg penting jg perluasan lapangan kerja biar penjahat2 ga beredar di angkot.


Dengan kendaraan umum yang nyaman, layak dan aman seperti di negara2 maju, insyaallah kendaraan pribadi bisa berkurang.

Belum lg sm motor yg kya semut bykny.., hadeeeeeeehh Jakarta