Rabu, 13 April 2011

Airmata..

Begitu dingin sore ini, seharusnya aku dapat menuai senyuman dan tawa maupun canda di tempat ini. Tawa riang, mungilnya suara – suara yang menggemaskan. Hmmm, ternyata tetap saja tak mampu mengusir segala keresahanku. Senyuman mereka mungkin setidaknya dapat menghilangkan kepenatanku. Pertanyaan yang kritis tapi tetap polos, :)  …......




Ku lihat langit  mendung membingkis keindahan senja yang biasanya ada. Suasana begitu dingin dan sepi. Sementara sorak ramai mengusik sekitarku. Bak lagu Dewa “kosong....” Seketika aku tak dapat bernafas kala mengingat dan merasakan perasaan itu hadir lagi. Seperti badai angin yang begitu besar telah menghempas keras dalam dadaku. Sesak. Haruskah aku menangis lagi? Sementara bilik – bilik kerinduan tak akan cukup tertawarkan oleh itu. Ya Tuhan.. tolong aku.


Terkadang begitu ingin aku berlari, pergi sejauh mungkin dari keberadaanku saat ini, meninggalkan apapun yang ada di sini. Dan tak mau aku sisakan apa yang sudah aku lewatkan. Akan tetapi tak bisa, aku tak bisa. Semua terekam jelas pada bayangan dan ingatanku. Kenangan. Yah, itulah kenangan. Namun bukankah sikap meninggalkan sesuatu hal yang harus kita selesaikan, kita  tuntaskan dan berpura tak peduli atau acuh itu hanya akan dilakukan oleh seorang pengecut / pecundang? . Ku rasa aku tidak mau memantaskan diriku dengan sebutan itu. Tidak, insya Allah tidak.


Kehidupan mempunyai jalur sendiri...
dimana ada hitam dan putih, dimana ada beragam warna yang mengentaskan segala asa dan rasa. Bagaimanapun bentuk dan rupa, kehidupan bersama ujian ada tugas dari-Nya. Tidaklah manusia diciptakan untuk juga menjalankan amanahnya? Semua adalah pemimpin mulai dari dan untuk dirinya maupun bersama. Dan dalam berbagai kehidupan ini ada bermacam pilihan, dimana keputusan dalam pilihan itu membawa resiko dan tanggung jawab. Yah, dan di situlah tanggung jawab penuhku sebagai manusia yang diciptakan-Nya, ku harus lebih paham. Aku tahu, aku tak punya kekuasaan apapun dalam kehendakku, karena aku bukan siapa -siapa di sini, bukan dunia yang kejam jika saja selalu kepahitan yang aku telan, Tuhan tidak akan mungkin mendzalimi hamba – hamba-Nya. Berfikir saja jika ada ujian dan cobaan karena Tuhan maukan kita lebih menjadi pribadi yang handal dan kuat , lebih kuat lagi dalam kehidupan. Insya Allah.




Namun memang, semua itu beratlah adanya untuk dijalankan. Keikhlasan, tak dapat kita lakukan dengan sekejap dan instan. Terkadang kesakitan dan luka – luka ini akan terbiarkan dengan berjalannya waktu hingga itu menjadi keikhlasan yang terurai dan menghambar bersama masa – masa yang berlalu dari hadapan kita.


Kadang aku berfikir saat aku benar - benar lelah dan tertekan ku coba berfokus pada keinginanku betapa inginya aku dapat lebih tulus untuk menjalankan semua ini, jika saja tiada tempat untukku melabuhkan kasih sayang dan cinta, bukankah ada Tuhan? Ada Allah SWT yang selalu ada untukku, walaupun tak mampu aku mengingkari aku butuh seseorang yang dapat berbagi suka duka denganku dengan ikatan yang halal.hmm ya ya ya,



Kondisi yang menekan sering menjadikan aku bersuara dalam hati “ biarkan saja yang menyakiti bersama hati dan hak mereka, dan inilah ujian kesabaran yang sebenarnya, bukankah ikhlas itu tak akan pernah kita ketahui dimana ujungnya karena itu rahasia Allah dan hamba-Nya  yang telah diridhoi-Nya. Sekalipun memberikan yang terbaik, kadang tak kebaikan pula yang ku dapat, dan meskipun aku berusaha untuk menjaga dan mengamalkan kejujuranku dengan pengertian demi pengertian  tapi ternyata masih ada dusta  yang dapat melukaiku tanpa rasa peduli. Atau bahkan dapat menghancurkan utuhnya percayaku. Tak kan berhenti saja di situ, masih ada lagi, tetapi  karena kasih sayang-Nya, cinta-Nya mengajarkan aku untuk memaafkan. 


Mungkin itulah kenapa aku merasakan betapa pedulinya aku pada jiwa – jiwa yang selalu saja menyakitiku. Mereka tak akan pernah tau, mungkin untuk sekarang, namun ku yakin sebuah kesabaran dengan sabar yang baik, itu pasti akan terasa. Bukankah aku pernah mengucap “ apapun yang dari hati, akan tersampai pula pada hati”. Rasanya memang kadang menyedihkan, karena aku seperti menghibur diriku sendiri, meleram keresahanku dan gelisahku. Padahal itu tak mudah. Bagaimana aku dapat berkata itu gampang? Jika saja aku selalu belajar dari apa yang telah aku dapatkan hari ini. Sementara semua juga butuh waktu untuk mencernanya, masya Allah walhamdulillah ala kuli hal.


Aku dapat menangis, karena aku manusia, tentu saja tambahannya karena aku ini wanita. 
Akan tetapi air mata bukan segalanya di atas pusara yang pedih ini. 
Duka tak dapat menutup nestapa dan hampa. 
Semua menjadikan aku belajar lebih bijaksana dalam segi sudut pandang pun juga pemahaman. Alhamdulillah.

Tuhan Maha Adil, Maha Mengasihi dan Maha Menyayangi. Dan Dia selalu mempunyai cara untuk menyampaikan kecintaan-Nya kepada hamba-Nya.



Ujian yang besar, mungkin dapat mengahncurkan segala impian, tapi bukankah bisa saja apa yang tidak kita sukai itu adalah pesan kasih sayang-Nya, dan apa yang kita sukai dan kita bisa sakit di dalamnya itu pun karena Tuhan juga tak ingin kita menemukan kesalahan yang sama. Selalu ada cinta dari-Nya dalam bentuk apapun yang Ia suguhkan pada kita. Allahu Akbar..., betapa dahsyatnya rasa ini.


Dari sisa kehancuran itu, ku berfikir  bahwa Tuhan akan  menciptakan seseorang  yang “besar” yang tegar, dan yang kuat, dan itulah pilihan-Nya, wallahu Alam. Memang pedih di saat kita butuh seseorang yang mampu menopang kita dalam kerapuhan namun itu tidak ada, atau bahkan mereka tak peduli pada kita, tapi mungkin juga  dari situ aku juga merasa, bahwa aku ini  milik Dia seutuhnya. Tuhan pun selalu merindukan kita yang merintih meminta dan berdoa hanya pada-Nya. Terkadang  tak jarang prasangka curiga mampir dalam hati, tapi setelahnya, ku coba berbalik lagi berkata pada hatiku sendiri, perlahan ku kikis serabut hitam dalam hulu putihku, dan belajar bertahan untuk lebih percaya,
“ sesungguhnya dalam kesulitan ada kemudahan, sesudah kesulitan adan kemudahan” Subhannallah.., Walhamdulillah.




Tiada yang berkurang sampai hari ini, bagi jiwa – jiwa yang pernah mengahncurkanku, yang sempat menghempaskan aku dalam jurang yang paling.....dalam, sekalipun hantaman keras itu membuat hatiku membiru karena kepalsuan, dan membuat aku terbaring lemah dalam panjangnya kebisuan, Sungguh Maha Besar Allah yang telah memberikan kasih sayang dan pengertian yang tulus padaku. Hingga aku dapat mengatakan “ dan karena cinta itu memaafkan..., menerima,  mengsisi, dan juga mengerti
Sekarang mungkin lebih tepatnya adalah untuk bersyukur, bahwa aku.. ataupun kita dapat mencintai, dan tak dapat membenci seseorang yang kita sayangi walau itu sungguh terasa sakit.


Sakit dalam mencintai, mengasihi, dan menyayangi adalah bukti kesungguhan dari hati dan nurani yang mau mengerti dan memahami. Mungkin terasa pedih bak luka yang tersiram oleh air garam yang asin, ….......sakit. Perih sekali. Akan tetapi itulah kejujuranku, itulah hatiku, itulah nuraniku, jangan pernah salahkan perasaan yang putih ini. Inilah kesiapan, dan kebersediaan untuk rasa itu, mencintai. Mencintai membuat kita belajar dewasa dan mengerti. Hanya akan ada jiwa dan yang tulus yang dapat mengerti..., ketika pengertian itu tak berpihak padanya, ketika harus sabar dalam keinginannya, saat terpaksa untuk menunggu ketika semua tak dapat dilakukan dengan cepat dan segera,  dan kala dapat melihat kesalahan dan suatu permasalahan dari berbagai sisi dengan beberapa penilaian yang telah ia ambil bersama pertimbangan – pertimbangan yang matang, insya Allah.



Aku selalu berharap pada-Nya, semoga tulus ini tidak akan pernah usang karena bala dan derita yang ada, biarkan selalu mekar dalam kegersangan. Dalam air mata ku bahagia, aku sangat bahagia, karena aku dapat mencintainya, mereka, dan aku dapat mengasihi semua jiwa yang pernah melukai dan mencaci, begitu dan betapa mereka itu adalah berharga. Lebih dari harta dan intan permata.


Ku tutup lembaran ini, dengan lirihnya doa ku dalam hati, ku seka perlahan air mata yang sedari tadi kupertahankan untuk tetap dalam kelopaknya.
Ya Allah..., Tuhanku, Sungguh tiada daya dan upaya melainkan dari Rahmat-Mu, dan Pertolongan-Mu.
Sayangi mereka ya Tuhan..., ketika kasih sayangku tak dapat tersampaikan dalam kejauhan mereka sat ini berada,
Jaga mereka untukku, ketika penjagaanku tak  mampu melewati batas jarak ruang dan waktu..
dan Cintai mereka, ketika aku nanti tak mampu untuk mencintai lagi di dunia ini.....
Amien.....,







by. Ratih Septiana 

Jumat, 08 April 2011

Travel Fair & Deepandextreme Indonesia

Di awal bulan April ini, di JCC senayan, di isi dengan Travel Fair dan Deep & Extreme Indonesia  2011. Saat aku ke Travel Fair, kira2 pukul 11 siang, disana sudah dipenuhi pengunjung. Sudah terlihat ci dari panjangnya antrian di loket karcis. Ternyata minat warga Jakarta akan wisata sudah sangat tinggi. Mungkin banyak warga Jakarta yg stress jadi butuh liburan. 

Sayangnya travel agent yg jumlahnya sekitar 40an menawarkan lebih banyak paket wisata menarik ke tujuan wisata internasional daripada tujuan wisata domestik karena yaa peminat wisata internasional memang membludak daripada wisata domestik.
Mungkin karena biaya wisata di negri sendiri jauuuuuuhh lebih mahal dari negri tetangga. Dan itu lah masalah yg membelenggu para traveler pecinta wisata domestik seperti aku ini, hehe...
Dan maskapai yg ikut dalam Travel Fair ini pun lebih banyak maskapai asing, spt Lufthansa, Qantas, Emirates, Thai Airways,dll.. sedangkan maskapai domestik hanya aku liat Garuda Indonesia aja.

Padahal banyak kita tahu, indonesia jauuuuuhh lebih indah. Negara kepulauan terbesar di dunia dg lebih dari 17000 pulau, ratusan etnis yg diimbangi dengan ratusan bahasa daerah, dan keindahan alam yg spektakuler.

Coba di lihat paket2 wisata domestik, ga di pameran, ga di internet publish price atau langsung ke travel agent. Paket domestik harganya buat aku sakit kepala.. haha
Ada namanya explore Komodo, 4 hari 3 malam dg harga 9jutaan. Harga yang tergolong mahal utk wisata domestik bahkan uang segitu uda bs keluar negri. Belum lg, paket ke Raja Ampat, halaah halaah..
Semua itu disebabkan apa lagi kalau bukan karena tiket pesawat domestik yang mahal, keterbatasan akses, sarana dan prasarana yg kurang memadai. Akibatnya biaya untuk liburan di dalam negeri justru lebih mahal ketimbang terbang dan berlibur ke luar negeri.
Belum lagi keamanan dan kenyamanan yang sangat penting. Ga nyaman kan rasanya kalo santai liburan tapi pencopet, tukang palak,pengamen menghantui perjalanan wisata. Apalagi kalo ada kerusuhan, bentrok antar kampung. Wisatawan bisa langsung kabur pastinya.
Dan akibatnya banyak peminat wisata lebih memilih tujuan wisatanya ke beberapa negara asean daripada explore negri sendiri.

Pertanyaannya, kenapa sih pemerintah msi anteng2 aja..? promosi wisata domestik sih emang sering dikampanye kan tapi kalo instrument vital untuk wisata tidak juga di perbaiki, gimana wisata domestik bisa maju..?
Sekalinya Bali yg uda maju parawisatanya, tapi justru tidak dijaga & dipelihara dg baik. Terbukti dg adanya artikel di majalah Times yang berjudul "Holidays in Hell: Bali Ongoing Woes", oleh Andrew Marshall. Kenyataannya memang begitu, seindah-indahnya alam namun jika kotor dan tidak nyaman, yaaa tidak indah lg.

Nah soal kebersihan bukan cm tugas pemerintah, dinas pariwisata, tukang sampah yg harus menjaga kebersihan & keindahan tapi tugas kita semua. Rasanya gemes banget sm tangan2 jail yg coret-coret batu besar di pantai tanjung tinggi, kesel banget sm orang2 yg seneng banget buang sampah di pantai Kuta, hal-hal semacam itu lah yg merusak keindahan negeri kita sendiri.
Semoga aja pemerintah bisa memperbaiki instrument pariwisata hingga bukan kalangan tertentu aja yg bisa menjangkau daerah2 cantik di indonesia dg biaya terjangkau.

Lanjut ke pameran sebelah…  Deep and Extreme Indonesia. pameran internasional yang memamerkan perkembangan aktivitas selam, wisata petualangan dan olah raga air di Indonesia ini pengunjungnya tidak sebanyak Travel Fair. Mungkin karena memang olahraga selam di indonesia masih belum terlalu umum bagi masyarakat kita. Karena di Indonesia diving msi identik dg olahraga mahal jd hanya beberapa kalangan saja yg gemar dg olahraga ini.

Aku tidak bisa menulis banyak tentang pameran Deep Indonesia ini. Karena masuk kesana pun hanya sekitar 10 menit untuk menghindari nafas ku yg sesak dan air mata yg akan mengalir jika berlama-lama disana. (^__^)

Hanya aja aku berharap agar sasaran pameran tsb untuk mempromosikan industri wisata bahari melalui kegiatan selam, olah raga perairan dan wisata petualangan sekaligus mengajak masyarakat untuk mencintai laut dan sumber daya kelautan dapat tercapai agar kesadaran masyarakat terhadap konservasi lingkungan hidup terutama lingkungan hidup kelautan dan sumber daya kelautan dapat meningkat.
Smoga industri kelautan kita bs maju spt Jepang. :D
Karena kita tau Indonesia merupakan negara maritim yg memiliki luas laut 75% dari luas daratan. Namun wawasan bangsa Indonesia masih wawasan daratan, bukan wawasan bahari. Negara yang berorientasi pada daratan, bukan pd lautan. 

Dan semoga aja dg pameran yg rutin stp tahun akan diadakan ini akan merubah secara perlahan wawasan bangsa ini. Hingga potensi kelautan Indonesia yg kaya dapat digunakan secara maksimal utk kesejahteraan bangsa, dan tentunya digunakan dg penuh tanggung jawab.